KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH
(Malam Ketiga)
Oleh: Prof. Dr. K.H. Syarif, S.Ag.MA*
Selanjutnya masih dimuat dalam kitab yang sama, keutamaan shalat tarawih di malam ketiga, seperti dalam keterangan sebagai berikut:
وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ يُنَادِيْ مَلَكٌ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ اِسْتَأْنِفِ الْعَمَلَ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ
“Wa fî lailatit al-tsâlitsati yunâdî Pada malam ketiga, malaikat di bawah arasy berseru: Mulailah melakukan amal kebaikan, maka Allah akan mengampuni dosamu yang telah lalu.
Keterangan ini kita jadikan pemantik untuk merefresh pengetahuan kita tentang malaikat dan ‘Arasy. Kerena teks tentang keutamaan ibadah ini ada menyertakan kalimat tentang keduanya. Pada saat ini penulis mengajak kita mereferensi setidaknya 3 buku yaitu Sirrul Asrâr, Futûhu al-Gaib, keduanya kunpulan wejangan atau ceramahnya Sulthanul Auliya Sayyidina al-Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang dirangkum oleh murid-muridnya. Lalu buku Wujud Di Balik Teks (Studi Alquran Dengan Pendekatan Hikmah) tulisan Syarif dari IAIN Pontianak.
Yang dimaksud dengan malaikat di bawah ‘Arasy boleh kita tujukan kepada malaikat penyangga ‘Arasy. Karena dalam banyak keterangan hadis kebanyakan kita temukan tentang malaikat penyangga atau pemikul ‘Arasy yang biasa disebut Malaikat Hamalat ‘Arasy.
Mengenal Malaikat dan Arasy
Bermula dari keterangan hadis qudsi tantang eksistensi Allah dan awal ciptaan dikhabarkan Allah berfirman: ” kuntu kanzan makhfiyyan fa ahbabtu an u’rafa fakhalaqtul khalqa fabî ‘afarûnî — Aku perbendaharaan yang tersembunyi, maka Aku inging dikenal, lalu Aku menjadikan Satu ciptaan, [Dialah Wujud Yang Dengan Aku] maka Dengannya [nanti] mereka dapat mengenal Aku”.
Lalu apa Wujud yang satu ciptaan itu, yang dengannya dapat kita mengenal Allah. Lanjut ke hadis qudsi berikutnya: “awwalu mâ khalaqallâhu nûran muhammadan wakhuliqa kullu syaiin minhu — mula-mula yang diciptakan Allah adalah Nur Yang Dipuji (Nur Yang Namanya Muhammad) dan segala sesuatu dijadikan dari padaNya”.
Jadi awal kejadian oleh Allah adalah Nur Yang Dipuji, nanti disebut Nur Allah, nama Nur itu Muhammad. Izin, uraian bagian ini tidak menyentuh alam maddah atau materi sama sekali. Kemudian empat ribu tahun setelah ciptaan awal yaitu Nur ini, atau empat ribu tahun sebelum dijadikannya tubuh Adam, Allah menciptakan 4 (empat) cimtaan. Empat ciptaan ini kejadian awal mula newakili segala segala sesuatu yang dijadikan dari Nur Allah seperti kata hadis di atas. Empat hal itu adalah ‘Arasy-Kursi, surga-neraka, Mukmin, dan Bumi”. Keempatnya ini kekal bersandar kepada kekalnya Allah atau “Baqâ’un idlâfiyyun”. Kekalnya keempat ciptaan itu tidak mutlak, yang mutlak hanya Allah Swt. Keempatnya kapan saja bisa hancur bila Allah Swt menghendaki. Sedangkan Allah tidak ada yang bise berkehendak kepada-Nya.
Bumi di sini adalah bukan yang sedang kita pijak ini, karena ini adalah permukaan bumi. Bumi yang dimaksud adalah area yang sekarang di atasnya ada babgunan ka’bah. Sedangkan Mukmin di sini bukan orang ber-KTP Islam. Tapi Mukmin adalah nama malaikat, ruh, dan iblis. Ketiga sosok ini dahula saat masih di sisi Tuhannya yaitu sebelum diciptakannya tubuh Adam namanya Mukmin. Empat ribu tahun malaikat, ruh, dan iblis ini masih bernama Mukmin. Setelah diciptakannya tubuh Adam, maka Mukmin terbagi tiga berdasar sifat dan if’alnya yaitu: yang sifat dan if’alnya sami’nâ wa atha’nâ namanya malaikat; yang sami’nâ wa ‘ashainâ namanya iblis; dan yang wamâ bainahumâ namanya ruh. Ruh ini nanti saat masuk ke tubuh Adam dan anak cucunya berna insan. Jadi ruh itu sifat dan if’an di antara sifat dan if’al malaikat dan iblis. Kadang jadi sebangsa malaikat, dan kadang jadi sebangsa iblis.
Mengenal Malaikat Hamalat ‘Arasy
Dari banyaknya jumlah Malaikat, ada yang memiliki wujud sangat besar dan tinggi yaitu Malaikat Pemikul ‘Arsy (hamalat al-‘Arsy). Wujud Malaikat Pemikul ‘Arsy termasuk tanda kebesaran dan keagungan Allah. Hadis dari Jabir bin Abdillah disebutkan bahwa Malaikat pembawa singgasana ‘Arsy memiliki ukuran antara bahu dan telinganya berjarak 700 tahun perjalanan burung. Rasulullah SAW bersabda:
أذن لي أن أحدث عن ملك من حملة العرش، رجلاه في الأرض السفلى، وعلى قرنه العرش، وبين شحمة أذنيه وعاتقه خفقان الطير سبع مئة سنة، يقول الملك: سبحانك أين كنت.
“Allah memberi saya izin untuk menjelaskan ciri-ciri ‘Malaikat Pemikul Arsy’ yakni kedua kaki paling rendah di tanah, tanduknya ada di atas ‘Arsy. Jarak antara ujung telinga dan bahu adalah sekitar 700 tahun sejauh terbangnya burung. Mereka selalu bertasbih.” (HR at-Thabrani)
Hadis lain menyebutkan bahwa sayap Malaikat pemikul ‘Arsy ini jauh lebih besar dan lebih banyak dibanding sayap Malaikat Jibril dan Israfil. Malaikat Jibril mempunyai 600 sayap, apabila dibuka satu sayap maka gelaplah seluruh bumi ini.
Namun begitu, Malaikat Jibril mengatakan kepada Rasulullah SAW jangan memujinya karena masih ada Malaikat lain yang lebih hebat kejadiannya.
Malaikat Pemikul ‘Arsy merupakan Malaikat terbesar yang memiliki 2.400 sayap. Satu sayapnya menyamai 1.200 sayap Israfil. Sedangkan Israfil mempunyai 1.200 sayap yang satu sayapnya menyamai 600 sayap Malaikat Jibril.
Dalam Kitab Qathrul Ghaits Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani mengatakan, mereka adalah tingkatan tertinggi dari para Malaikat dan Malaikat yang pertama kali diciptakan. Mereka, Malaikat Penyangga ‘Arsy itu berjumlah empat, dan pada saat kiamat akan berjumlah delapan Malaikat.
Demikian sekelumit gambaran wujud Malaikat Pemikul ‘Arsy yang begitu dahsyat. Keterangan hadis di atas setidaknya membawa kita berimajinasi tentang agungnya ciptaan Allah. Besarnya ‘Arsy bisa dilihat dari besarnya Malaikat yang memikulnya. Semoga ini menjadi renungan betapa besarnya kuasa Allah. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi.
Kembali ke hikmah shalat tarawih di malam ketiga, dimana malaikat di abwah ‘Arsy menyeru memulai kebaikan dengan malam ketiga ramadlan. Artinya nilai ibadah tarawih malam ketiga besar pahalanya. Sampai-sampai malaikat paling besarpun ikut menyerunya agar tarawih malam ketiga dilaksanakan. Dosa yang telah lalu dibapuskan, sebagai ukuran besarnya kebaikan malam ketiga ramadlan bagi yang tarawih. Memang, besar kecilnya dosa Allah dan kita saja yang tahu. Untuk mengukur besarnya dosa kita, di kalangan para sufi diajarkan bahwa sekedip mata berkedip dalam keadaan lalai-lupa kepada Allah, maka itu dosa. Bisa kita bayangkan beribu kali kedipan mata sebanyak itu dosa kita, karena pasti kita banyak lupanya. Tapi di malam ketiga ramadlan Allah memberikan remisi dengan terbusan shalat tarawih di dalamnya.
* Penulis adalah Guru Besar Ilmu Alquran dan Tafsir sekaligus Rektor IAIN Pontianak, dan juga sebagai Ketua PWNU Kalimantan Barat