incernews.com

Keutamaan Shalat Tarawih (Malam Keempat)

KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH
(Malam Keempat)
Oleh: Prof. Dr. K.H. Syarif, S.Ag.MA

Subhânallâh wa bârakallâh, pemurahnya Allah atas segala hamba’Nya yang mentaati-Nya di bulan Ramadlan. Setiap malam Allah melipatgandakan kebaikan. Pasti karena Allah Swt Maha Tahu akan hamba-Nya yang berpuasa semakin hari semakin payah menjalankan puasa. Maka malam harinya dihadiahi pahala yang semakin lama semakin besar bagi yang Shalat tarawih. Kita lanjutkan kebaikan atau pahala Shalat tarawih di malam keempat. Kembali diterangkan seperti berikut:

“Wafî al-lailati al-râbi’ati lahû mina al-ajri mitslu qiráati al-taurâti wa al-injîli wa alzabûri wa al-furqân — pada malam keempat, dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala seseorang yang membaca kitab Taurat, Injil, Zabur dan alQur’an”.

Fadlilah ini sungguh sangat besar sekali. Shalat tarawih di malam keempat, sebutlah kita 20 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir, tapi Allah Swt mengganjari kita dengan pahala seperti pahala membaca 4 kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran. Mari kita hitung pahala membaca hurufnya saja dari 4 kitab tersebut. Belum pahala yang lainnya berupa hikmah dan manfaat dari isi 4 kitab itu. Atau kita hitung jangan semua pahala membaca huruf dari 4 kitab itu, tapi kita hitung pahala dari membaca huruf-huruf yang ada di dalam kitab Al-Quran saja, berapa banyak pahalanya. Mari kita cari tahu. Jumlah huruf seluruhnya di dalam kitab AlQuran. Kita referensi saja Imam Syafi’i.

Imam Asy-Syafi’i bahkan umur 7 tahun sudah hafal Al-Quran. Tidak hanya hafal, tapi kemudian dia menghitung jumlah huruf dalam Al-Quran. Itu terjadi 1.200 tahun yang lalu saat dunia belum mengenal komputer atau kalkulator, tetapi sosok yang bernama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i itu sudah sanggup mendata jumlah masing-masing huruf dalam Al-Quran secara detail dan akurat.

Dalam Kitab Majmu Al-Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam ibn ‘Arabi dalam mukaddimah Al-Futuhuât al-Ilâhiyah, Imam Syafi’i mengungkapkan jumlah huruf-huruf dalam Al-Quran sebanyak 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu) huruf. Imam Syafi’i bahkan sempat menghitung sampai jumlah per huruf dicantumkan berapa kali di dalam Alquran. Misalnya huruf alif (أ (diulang 48.740 kali dalam Al-Quran. Al-Quran terdiri dari 114 surah, 30 juz dan 6.236 ayat menurut riwayat Hafsh, 6262 ayat menurut riwayat Ad-Dur, dan 6214 ayat menurut riwayat Warsy. Imam Syafi’i mencatat ada 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu) huruf dalam Al-Quran.

Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah (AlQuran), maka baginya satu hasanah (kebaikan) dan satu hasanah itu sama dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.

Dari Aisyah RA ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang membaca AlQuran dan ia mahir membacanya, maka ia bersama para malaikat yang mulia dan berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata dan merasa kesulitan dalam membacanya, maka baginya dua pahala.”

Beda lagi menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib jika dibaca dalam Shalat “Barang siapa membaca Al-Qur’an di dalam Shalat dengan berdiri, maka ia akan mendapatkan 100 kebaikan dalam setiap hurufnya. Barang siapa membaca AlQuran di dalam Shalat dengan duduk, maka ia akan mendapatkan 50 kebaikan dalam setiap hurufnya. Masih menurut Sayyidina Ali seperti dikutip dalam tafsir al-jâmi’u li ahkâmi al-qurân, bahwa Al-Quran dibaca dengan berwudhu dalam shalat pahalanya 50 kebaikan, dibaca di luar Shalat dengan wudhu’ pahalanya 25 kebaikan, dan dibaca di luar Shalat tanpa wudhu’ pahalanya 10 kebaikan per huruf.

Oleh karena itu, jika orang yang mengaji Al-Qur’an 1 huruf diganjar 1 kebaikan dan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan saja dari Allah SWT, lalu berapa kebaikankah jika membaca Al-Quran sampai khatam? Coba hitung 1.027.000 huruf dikali 10 sama dengan 10.270.000. Bagaimana kalau kita merujuk kepada wejangan Sayyidina Ali dengan 100 kebaikan per huruf saat dibaca dalam salat dengan berdiri, berarti sama dengan 127.000.000 kebaikan.

MasyaAllah, dengan hanya 23 rakaat Shalat tarawih dan witir dalam semalam saja di malam keempat ramadlan Allah mengganjari kita sebesar itu. Kita boleh berkesimpulan bahwa Allah memposisikan betapa pentingnya kedudukan Shalat tarawih mengiringi untuk mewadahi pahala puasa hamba-Nya dikeesokan harinya. Seolah Allah mengatakan “wahai hamba-Ku lapar dan hausmu esok hari telah kuwadahi dengan pahala besar dari Shalat tarawihmu malam ini”. Ya Allah, syukurku kepada-Mu tiada terhingga dan kuatkanlah hamba-Mu ini untuk menjalankan perintah-Mu. Hanya kalimat inilah yang pantas kita gumamkan dalam hati.

* Penulis adalah Guru Besar Ilmu Alquran dan Tafsir sekaligus Rektor IAIN
Pontianak, dan juga sebagai Ketua PWNU Kalimantan Barat

Scroll to Top

Indonesia Cerdas: Menyongsong Era Globalisasi

Dapatkan berita daerah dan Internasional setiap harinya