KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH
(Malam Kedua)
Oleh: Prof. Dr. K.H. Syarif, S.Ag.MA*
Selanjutnya di dalam Kitab Durratun Nashihin decantumkan keterangan tentang faedah atau keutamaan shalat tarawih di malam kedua, yaitu:
وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ يُغْفَرُ لَهُ وَلِأَبَوَيْهِ اِنْ كَانَا مُؤْمِنَيْنِ
Artinya, Pada malam kedua, orang yang shalat tarawih akan diampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya jika keduanya mukmin.
Kebaikan yang didapat oleh mukmin yang shalat tarawih di malam kedua juga diberikan oleh Allah Swt kepada kedua orang tuanya. Kita bisa sebut bahwai kita shalat tarawih di malam kedua sekaligus menjalankan kewajiban kita untuk orang tua kita yaitu mendoakan kedua orang tua kita. Seperti dalam keseharian kita mendoakan orang tua kita yaitu “rabbighfirlî dzunûbî waliwâlidayya warhamhumâ kamâ rabbayânî shagîra — Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku serta sayangilah keduanya sebagaimana keduanya telah menyayangiku sewaktu aku kecil”.
Dalam pelajaran adab berdoa, mendoakan kedua orang tua merupakan salah satu syarat diterima doa kita. Syarat berdoa itu membaca handalah, membaca shalawat, menyatakan percaya atas petunjuk yang diturunkan Allah kepada rasul dan mengikutinya, menyatakan kezhaliman yang kita lakukan dan memkhonkan ampun, serta mendoakan kedua orang tua.
Shalat tarawih di malam kedua yang karenanya kita dikarunia kebaikan berupa diampuninya dosa-dosa kedua orang tua kita bermakna dan sekaligus sebagai rasa syukur atau berterima kasih kepada kapada kedua orang tua. Seperti tanpa sengaja dengan tarawih di malam kedua kita telah memberikan hadiah kepada kedua orang tua kita. Hadiah biasanya diberikan sebagai tanda terima kasih. Hadiahnya tidak tanggang-tanggung yaitu diampuni dosa-dosa keduanya. Bisa dibayangkan, seumpanya di antara kita ada yang orang tuanya telah meninggal dunia, dan misalnya beliau berdua masih disiksa dalam kubur karena masih ada dosa yang belum duampuni, laku karena kita sebagai anaknya shalat tarawih di malam kedua dan mendapatkan faedah seperti keterangan di atas, lalu kedua orang tua kita bebas dari siksa tersebut. Subhanallah wabarakallah, betapa berartinya shalawat tarawih kita itu. Tentu kita merasa menjadi anak yang berguna, dan dinilai sebagai anak yang bisa bertetima kasih kepada kedua orang tua kita, tentu setelah bersyukur kepada Allah.
Bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orang tua merupakan kewajiban anak. Seperti tuntunan ayat berikut.
وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (Q.s. Luqman 31: 14)
* Penulis adalah Guru Besar Ilmu Alquran dan Tafsir sekaligus Rektor IAIN Pontianak, dan juga sebagai Ketua PWNU Kalimantan Barat