Pontianak (incernews.com) – Kehadiran anak-anak jalanan di sepanjang lampu-lampu lalu lintas di Kota Pontianak telah menjadi pemandangan yang tak terpisahkan.
Mereka menjajakan koran, meminta-minta, bahkan menjual berbagai jenis makanan, terutama di warung-warung kopi, hingga larut malam. Namun, di balik pemandangan tersebut, terungkap kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Herman Hofi Munawar, seorang pengamat hukum dan ketua LBH, menyoroti masalah ini dalam sebuah diskusi tentang perlindungan anak di Pontianak.
“Kondisi anak-anak di jalanan Pontianak pada umumnya dipicu oleh kesulitan ekonomi orang tua,” ungkapnya. “Mereka dipaksa oleh situasi untuk mencari cara memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu dengan meminta-minta, menjual koran, atau bahkan menjadi tukang dagang di usia yang belum layak.” Ucap Herman Hofi Munawar saat diskusi tentang perlindungan anak di Pontianak, Selasa (9/1/2024)
Lebih lanjut, Herman menyoroti kurangnya koordinasi antar dinas terkait dalam menangani masalah ini. “Penegakan hukum yang lemah dan kurangnya koordinasi antar dinas terkait menjadi tantangan utama,” ujarnya. “Pemkot Pontianak perlu memperkuat langkah-langkah perlindungan anak, bukan hanya secara administratif, tetapi juga secara substansial.”
Dia juga menyoroti peran PKK dalam mengatasi masalah ini. “PKK seharusnya lebih dari sekadar pertemuan rutin. Mereka harus aktif dalam memberikan bantuan, bimbingan, dan pendidikan kepada anak-anak jalanan,” tambahnya. “PKK juga harus berkoordinasi erat dengan dinas-dinas terkait untuk memberikan perlindungan yang optimal kepada anak-anak jalanan.”
Tantangan perlindungan anak di Pontianak membutuhkan langkah-langkah yang lebih konkret dan terkoordinasi. Masyarakat dan pemerintah setempat perlu bersatu untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.